Selasa, 25 Februari 2014

DAMPAK DIDIKAN KERAS ORANG TUA TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK


Orang tua dan anak adalah hal yang tidak dapat terpisahkan. Kita sebagai seorang anak haruslah menurut kepada orang tua. Saat ditanya “mengapa kita harus menurut kepada orang tua?“ sebagian besar anak-anak menjawab alasan mereka melakukannya adalah agar tidak dimarahi oleh orang tua. Mereka takut jika orang tuanya marah maka akan terjadi hal yang menakutkan dan membuat mereka menangis. Itulah anggapan sebagian besar anak terhdap orang tuanya.
Ya, didikan keluarga adalah salah satu hal penting dalam hidup. Karena, aspek ini merupakan salah satu pendukung pertumbuhan karakter seseorang untuk menjalani hidup kedepannya. Jika didikan dari keluarga tersebut baik, maka individu seorang anak kemungkinan besar pun akan baik. Tetapi jika didikan didalam keluarganya kurang baik atau bahkan tidak baik maka sangat besar pula kemungkinannya anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang kurang baik.
Jaman dulu, memang sangat umum jika orang tua mendidik anaknya dengan didikan yang keras. Entah mengapa alasannya mereka seperti itu namun begitulah faktanya. Tapi menurut sebagian besar orang, jaman sekarang sudah tidak berlaku lagi jika orang tua mendidik anaknya dengan didikan yang keras.
Tapi pada faktanya, didikan keras masih berlaku sampai detik ini. Sebagian besar dari orang tua yang mendidik anaknya dengan cara yang keras beralasan atau beranggapan bahwa dengan cara keras inilah maka seorang anak akan menjadi anak yang menurut kepada orang tuanya dan menjadi anak yang disiplin. Padahal kenyataannya, sebaliknya.
Maksud dari didikan keras disini adalah membentak, memukul, meneriaki, mencubit, menyambuk, menendang, menampar, menonjok ataupun sebagainya yang sebenarnya sudah termasuk sangat kasar. Sering dibentak atau sering dimarahi saat masih kecil saja sudah bisa berdampak banyk saat ia dewasa, apalagi jika saat dewasa ia masih sering dibentak dan dimarahi. Kalau psikologis anak itu ternyata tidak kuat  menahannya atau bahkan berpikir apa saja yang seharusnya ia lakukan , anak tersebut bisa mengalami sedikit gangguan pada pola psikologisnya baik dari segi moral maupun etikanya.
Sebagai orang tua, seharusnya dapat membedakan yang mana “tegas” dan yang mana “keras”. Menddidik anak itu seharusnya dilakukan dengan cara yang tegas, ketegasan ini harus dimiliki orang tua untuk mendidik anaknya, karena dengan ketegasan yang baik dari orang tua, maka kemungkinan besar sang anak akan lebih mengerti atas apa yang telah dididik oleh orang tuanya kepadanya dan secara tidk langsung akan menghormati orang tua bukan hanya karena alasan takut dimarahi oleh orang tua, tapi karena ketegasan dari orang tua itu sendiri. Lagipula apa tidak lelah kalau orang tua harus marah-marah terus kepada anaknya? Padahal sebenarnya dengan semakin seing orang tua marah-marah maka sebenarnya sang anak akan menganggap “ah biarin aja, udah biasa, gausah didengerin” mengacuhkan kata-kata orang tua bahkan akan melakukan pemberontakan dibelakang orang tua apalagi pada anak yang sangat dikekang oleh orang tunya.
Beberapa dampak yang dapat terjadi pada anak jika dididik dengan kasar:
1.    Anak akan menjadi lebih agresif.
Biasanya anak cenderung menjadi ‘jutek’, tidak perduli kepada orang lain (menjadi individualisme) menjadi lebih mudh marah. Hal ini dikarenakan pola berfkir anak yang beranggapan kalau orang lain akan menyakitinya, sehingga ia harus melindungi dirinya, membatasi dirinya dengan orang lain dan mudah marah bila sedikit saja merasaterganggu.
2.     Anak bisa menjadi jauh dengan orang tua.
Jaman sekarang, seorang anak dengan orang tua biasanya terkesan seperti bersama dengan teman, mereka sering curhat, main dan bercanda dengan orang tuanya. Tapi, jika orang tuanya keras, jangankan menjadi teman, bahkan mengobrol saja susah. Apalagi yang orang tunya ‘cuek’ jangankan ditanya apa yang telah dialami hari ini, malah ketika anak sengaja ‘curhat’ kepada orang tuanya yang sebenarnya bertujuan untuk cari perhatian saja tidak dihiraukan. Ketika sekalinya dihiraukan, dan kebetulan bercerita mengenai masalah yang dia alami malah sang anak lah yang dianggap bersalah, sang anaklah yang malah diomeli oleh orang tuanya. Jadi sang anak akan merasa percuma jika dia berbicara dengan orang tuanya malah ia akan tidak dihiraukan, diomeli padahal sebenarnya bukan itu yang diharapkan, melainkan hanya sekedar perhatian lebih dari orang tuanya.
3.    Anak menjadi lebih keras kepala
Ketika seorang anak dinasihati,anak akan cenderung keras kepala karena mereka merasa gusar ketika orang tuanya menasihati. Mereka merasa lelah dan bosan karena didikan keras yang   diberikn orang tua. Maka mereka akan merasa apa yang ingin mereka lakukan, apa yang menurut mereka benar, itulah pilihan mereka, tidak perlu lah memperdulikan orang lain karena mereka merasa bahwa orang terdekat mereka yang seharusnya memberikan kepedulian yang lebih kepada mereka saja yaitu orang tua tidak memperdulikan mereka.
4.    Terkadang anak tersebut kan lebih sering diam dan merasa kesepian.
Seorang anak akan diam karena merasa percuma jika berbicara, apalah gunanya berbicara jika selalu dianggap salah oleh orang tuanya. Mereka cenderung akan lebih terbuka dengan teman-temannya karena merasa bahwa teman-temannya lebih ‘selalu ada’ dibandingkan dengan orang tuanya. Jadi mereka akan merasa kesepian, tidak ada orang yang perduli kepada mereka, mereka akan merasa ada batasan antara orang tua dan anak karena biasanya begitulah anggpan orang tu itu sendiri.

5.    Anak menjadi pemberontak
Anak akan cenderung menjadi seorang yang “poker face” .
 
mereka akan menurut dihadapan orang tuanya, sementara dibelakang orangtuanya mereka akan melakukan apapun sesuka mereka asalkan tidak diketahui oleh orang tuanya.

Hal ini bisa disebabkn oleh harapan yang terlalu tinggi dari orang tua terhadap anaknya dari berbagai aspek. Dalam mendidik anak sebenarnya orang tua biasanya terjebak pada berbagai ketakutan maupun kejengkelan menghadapi perkembangan kejiwaan anak. Larangan maupun pembatasan orang tua merupakan cermin ketakutan apabila anak-anak akan jadi kotor, terkena penyakit, jatuh, atau ketakutan lainnya. Sementara pada sisi lain, ketika anak menunjukkan kebandelan dan kebebasan dalam berekspresi seringkali ditangkap sebagai beban yang menjengkelkan orang tu sehingga perlu dibatasi. Seperti jika seorang anak memiliki bakat atau mempelajari sesuatu, orang tua membatasi atau bahkan melarang anak untuk mengembangkannya dengan berkata “cita-cita kamu apa? Emang kamu mau jadi penyanyi (misalnya yang dipelajari adalah penyanyi)? Atau apa? Udahlah fokus aja sama apa yang kamu mau, yang kaya gini nggak akan ada gunanya” padahal sebenarnya berbagai hal yang dipelajari tersebut bisa menambah wawasan, kemampuan, kreatifitas ataupun hal lainnya. Anak tidak boleh terlalu dikekang karena akan memberontak.
Berikut adalah cara menimbulkan kepatuhan seorang anak:
1.    Beri penjelasan pada anak.
Jelaskan suatu hal yang baik dan buruk kepada anak, jangan berbohong dan gunakanlah bahasa yang baik, lembut dan dimengerti oleh anak.
2.    Perintahkan sebatas kemampuannya.
Perintah diluar kesanggupan anak akan menyebabkan krisis syaraf (neurotic). Anak juga akan merasa terbebani jika orang tua memerintahkan sesuatu yang perlu dilaksanakan tapi sebenarnya ada diluar kemampuannya.
3.    Tidak berdusta atau menakut-nakuti.
Saya langsung akan memberikan contoh. Ketika orang tua menjanjikan membelikan mainan kepada anak kalau anak telah menyelesaikan hal yang diinginkan orang tuanya tapi nyatanya setelah selesai tidak ada yang diberikan kepada anak maka tidak menutup kemungkinan anak akan mulai kehilangan kepercayaan kepada orang tunya. Hal ini karena orang tuanya berdusta. Lalu  orang tua menakut nkuti anaknya akan suntikan agar sang anak menurut kepada orang tua dan orang tua akan menjauhkan anak dari suntikan tersebut. Hal ini sebenarnya buruk karena dapat terbawa hingga dewasa.
4.    Jangan bertentangan dengan naluri anak.
Anak-anak umumnya suka bermain maupun memiliki kebiasaan tertentu yang memang umumnya dilakukan oleh anak-anak. Mak naluri inilah yang tidak boleh dditentang. Jangan dilarang bermain atau hal lainnya. Berikanlah penjelasan yang logis seperti meminta anak untuk menyudahi bermain karena sudah waktunya mengaji, inipun harus dilakukan dengan cara yang lembut.
Dengan begini, seorang anak akan lebih merasa dianggap dan dihargai oleh orang tuanya, dan secara otomatis mereka pun akan tahu diri dan menimbal balik untuk menghargai orang tuanya. Sebenarnya yang perlu diingat oleh orang tua dalah, seorang anak hanya perlu diperhatikan, diberi perhatian lebih, benar benar diberi kasih sayang seperti diperhatikan. Janganlah lagi beranggapan “kalau dulu saya dididik begini, maka anak saya juga harus merasakannya” jangan memperlihatkan batasan bahwa ‘saya adalah orang tua dan kamu hanyalah anak’.  Karena yang dibutuhkan oleh anak bukanlah perhatian berupa materi (pemenuhan peembiayaan hidup) saja, melainkan perhatian berupa kasih sayang/ perhatian lahir dan batin 

99 komentar:

  1. saya salah satu ank yg dididik dng cra keras dri kcil pek skrg

    BalasHapus
  2. Sampai saat ini saya masih suka dibentak,sampai saya umur 26,ditambah ketika saya menemukan pasangan dan tak direstui...jangan mengenalkan,blom apa2 aja pasangan saya sudah dituduh yg macam2...untung saya kuat mental,mudah2an tidak ada lagi korban pengekangan anak oleh ortunya seperti saya,buat saya ini sama aja pembunuhan karakter....saya jadi merasa seperti sampah :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok sama banget sama saya :(

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Dari kecil smpe sudah umur 22 sayaasih sering dibentak dikekang gyang boleh kemana mana. Sering dengerin orangbtua berantem.. pribadi saya menjadi emosian dan tertekan klo dket orang tua

      Hapus
    4. Kadang suka ngrasa setress dan pngen hidup menyendiri

      Hapus
    5. Saya sekarang umur 19 tahun masih sering di bentak kadang omongan orang tua keluar kata2 kasar 😭 . waktu saya kecil pengalaman saya pernah disabet pakai gesper , dan saya pernah dipukul kalo saya lg Nangis minta diperhatiin dari orang tua 😢

      Hapus
    6. Kita senasib. Saya dari kelas dar kecil sudah sering dipukul atau dicambuk sama orangtua saya pakai gesper ditambah lagi makian makian kepada saya. Sampai kadang saya bilang sm Tuhan kenapa saya bisa punya orangtua seperti mereka. Gara2 mereka saya tumbuh dengan sifat keras seperti ini :(

      Hapus
    7. Sama aku juga, terlebih aku anak tunggal yg dari kecil sudah dididik keras oleh orang tuaku,sampai skrng pun trkadang masih, terutama ayahku, dulu pas aku masih TK sering mengalami kekerasan fisik,smpai skrng pun terkadang juga masih, skrng aku berumur 20th tpi masih sama aja, kdang juga denger orang tua berantem, dan nga enak banget, dirumah cuma 3 orang dan ngk pernah akur, :'( dan yg nga enak lgi juga dari persepsi dari masyarakat yg ktanya anak tunggal itu dimanja olh org tua, tpi nyatanya itu semua bertolak belakang pda ku, aku sih sbrnarnya nga minta apa sama org tuaku, aku cuma minta kasih sayang mereka, dan melihat keluargaku akur, aku, ayah & ibu :")

      Hapus
    8. Aku juga anak tunggal , sejak kecil sampai sekarang umurku hampir 23 tahun ,ibuku masih saja suka main fisik ke aku, aku salah sedikit saja langsung di tampar.dijotos sampai gigi depan ku patah gusi berdarah, di lempar sandal, di lolohi sandal, di ludahi di bagian wajah sudah sering, di koploki, dijambak, cubit, di sabet, terlalu dikrngkang .keluar rumah aja gak boleh, segala kekerasan fisik sudah saya rasakan sampai saat ini .

      Hapus
    9. Apalagi saya, mungkin saya akan mati di tangan orang tua saya sendiri secara seperti membunuh fisik dan batin saya, saya bingung saya harus bagaimana selalu di pandang remeh, tak ada guna,saya sangat menyesal telah lahir dari rahim ibu saya bukan karena ibu tapi ayah saya, mungkin kalau saya ada di acara pernikahan orang tua saya saya adalah orang pertama yang akan menghancurkan acara itu, saya sangat menyesal lahir dan batin saya saya sangat menyesal, entah harus bagaimana masa depan saya seperti di ancam tak ada dukungan hanya ancaman mungkin jika saya tidak berhasil membuktikan saya bisa jadi orang sukses mungkin nyawa ibu dan saya akan terancam, entahlah saya tidak tau, saya hanya bisa berdoa semoga ibu saya selalu dalam lindungan allah

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. saya juga sering di marahi orangtua,hal itu membuat saya sering mengalami depresi,bahkan saya bingung saya harus bagai mana menaggapi orangtua saya itu.Saya merasa tiak ada harapan lagi untuk dekat sama orangtua saya,terkadang saya ingin meminum minuman keras,ingin kabur dari rumah,atau pun ingin menggoreskan kaca di lengan saya.Itu semua ingin saya lakukan demi mgengobati rasa depresi saya

    BalasHapus
  6. Saya juga mengalami hal yg demikian bahkan saya adalah anak yg sangat nakal karena tekanan penuh dari orang tua,dengan kekerasan dan kebrutalan orang tua saya terhadap diri saya sejak kecil telah menjadikan saya menjadi pribadi yang sangat brutal,keras,dan nakal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga mengalaminya gan, tapi saya tidak pernah melakukan hal" yang aneh", klo saya ada kesalahan dikit aja, langsung dibentak kayak setan keluar dari neraka

      Hapus
    2. sewaktu kecil aq berharap....sehari saja tidak dimarahi ibuku ....sangat menyakitkan seperti terbuang dan tak berguna seperti sendiri...menangis setiap hari apa yang diminta tak pernah dipenuhi aq terkadang berpikir apa aku bukan anaknya bahkan ibuku pernah bilang seandainya laku diganti dengan kambing saja sakiiit sekali walo mungkin dlm hatinya tidak seperti itu...tp aq dlm hati suatu hari nanti sebelum aq mati aq akan buktikan klo aq bisa jadi orang yang sukses dan dibanggakan hingga tak ada celah untuknya untuk memaki ku dan akan...aq buktikan hanya aq yang bisa membahagiakanmu ibu dan allhamdulilah aq berhasil tp efek sikologisnya aku lebih egois dan keras kepala apa yag aq inginkan hatus sesuai yang aq inginkan...aq yang dulu bukan aq yang sekarang tak boleh ad SAtupun yang tak mendengarkannku...karna aq bukan aq yang dulu

      Hapus
  7. bentak sih nga lagi
    tapi diomelin kadang
    krn emg gw yg salah

    ya dulu gw jg anak yg dikekang (keluar aja susah mpe hrus bela"an bohong segala, wakakakak)
    tapi skrng dah bebas. dan gw ngerasa bgt efek nya. gw rasanya itu. udh cukup kuat ngeseleksi kebebasan apa yg hrus gw punya misalnya kapan saatnya gw bebas makan apa yg gw mau. kapan saatnya gw bebas jalan". etc

    ya klo ngekang sih sesuai ortunya

    buat yg udh jdi ortu. ngekang silahkan. asal dengan alasan yg logis dan jelas, jgn membawa trauma anda ke anak anda , juga yg utama beri kompensasi yg setara kalau emg anaknya ga dikasi keluar

    misalnya
    anak ga dikasi keluar rumah main sama kawan? sponsorin aja dia tab/PC buat ngegame (dgn catatan kontrol anaknya. jg minimal usia 8 tahun keatas baru pegang itu, krn <8 tahun itu masa anak anak bermain sama saraf motorik nya)

    BalasHapus
  8. Harus nya nih orang tua saya baca artikel ini

    BalasHapus
  9. Aku jga di didik sma mmh dan ayh ku dgn didikan yg keras,dia tuh slalu anggap aku sumber masalah,kata mmh dan ayah ku tanpa adanya aku hidup mmh dan ayah lebih gampang,aku jga kalo beli baju yg agak terbuka misalnya model bajunya ada bolongan kecil dipunggunya ehh langsung dirobek"sama ayah ku,dan mamah ku juga selalu main tangan sama aku:')aku gtau hrus kya gmn lg,aku cape bgt,aku slalu takut

    BalasHapus
  10. Aku jga di didik sma mmh dan ayh ku dgn didikan yg keras,dia tuh slalu anggap aku sumber masalah,kata mmh dan ayah ku tanpa adanya aku hidup mmh dan ayah lebih gampang,aku jga kalo beli baju yg agak terbuka misalnya model bajunya ada bolongan kecil dipunggunya ehh langsung dirobek"sama ayah ku,dan mamah ku juga selalu main tangan sama aku:')aku gtau hrus kya gmn lg,aku cape bgt,aku slalu takut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kalo situ dilecehkan secara seksual gegara pakaian gmn? Ortu hanya bertindak preventif

      Hapus
  11. Aku selalu tidak dianggap sama orangtuaku ( kecuali ayah) ayahku
    Tidak mau memukul ku.
    Tetapi ibuku selalu saja membela kakak ku.aku benaar dimarahi, salah apalagi saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika ibu mu selalu membela kakak mu dan kamu dimarahin
      besok nya lakukan yang terbaik Tuhan pasti akan menunjukan yang terbaik bagi kamu

      Hapus
  12. Ya btul skli, jdi pengen jauh dri kluarga smpe pengen bunuh diri

    BalasHapus
  13. Ya btul skli, jdi pengen jauh dri kluarga smpe pengen bunuh diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan bunuh diri melainkan berdoa kepada ALLAH

      Hapus
  14. Kalau orangtua keras sebenernya semua buat kebaikan anak, kalau kita nurut aja nanti inshaallah pasti masadepan kita disukseskan sama Allah...kalau orangtua ingin anak belajar itu juga buat kepentingan anak sendiri, pengen anak nilai bagus itu buat kepentingan anak sendiri juga kelak saat dia bersusah susah belajar lalu dia mendapatkan nilai bagus itu pasti sang anak akan senang, semacam sebab akibat, rajin pangkal pandai...karna kehidupan setelah sekolah itu seperti masuk kandang macan, tidak pintar tidak diaanggap di lingkungan sekitar.apalagi dunia kerja.

    Jadi semangat terus berpikir positif terhadap orangtua... doa ibu ridho ibu ridhonya Allah swt. Yang harus selalu diingat, orangtua selalu menyayangi anaknya... fokus pada yang baik saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mukin anda ga mengalami apa yg mereka alami, perasaan dan depresi mereka hingga melakukan hal hal ga bener itu murni databg dari masalah yg mereka hadapi, kembali pada awalnya, seorang anak lahih murni lembut tak mengerti apapun hingga bertaun taun hidup dan melihat pola hidup orang tua mereka, seorang anak yang ber-agama dan beriman tentu tidak akan melakukan hal fatal (bunuh diri dan narkoba) , Tapi untuk keadaan depresi dan pada ujungnya memiliki sifat keras, brutal, pendiam, tertutup dan menyendiri adalah alami efek . dan taukah kamu seorang anak tsb sebenarnya juga tersiksa melakukan hal frontal dan pelampiasan ( mengapa aku begini ) , Butt tetep aja ngga ada yg akan ngertiin mereka. mereka optimis berpikiran apapun yg mereka lakukan adalah suatu "kesalahan". seakan mereka telah membuat kesalahan yg teramattt besar pada orang tua.
      Perlu anda ketahui seorang anak pada dasarnya juga hidup dan bercita cita demi orang tua, ingin membuat orang tuanya bahagia, namun..... jika anak salah sedikit saja, atau seorang anak mendambakan kebebasan ber ekspresi, ternyata mereka mendapat sengatan dari orang tua yg begitu menyakitkan, tak seperti yang diharapkan, disitulah seorang anak merasa sangaaatttt kecewa, dan menangis saat membandingkan hubungan dengan orang tua mereka dan teman2nya dengan orang tuanya masing2, mereka menyesal bersalah frustasi dan menginginkan kedamaian, tapi sudah terlambat. mereka tak pernah lagi berkeluh kesah pada orang tuanya, perlakuan iyu didapatkan sekian lama (kekasaran), sehingga menjadi biasa, biasa tidak dekat . karna umur saya 23 tahun !

      Hapus
    2. iya puaskan anak bermain dengan gadget,bermain sepuasnya tanpa ada batasan waktu bahkan fasilitasi dgn mainan paling canggih,kalo sudah remaja biarkan dia bergaul sesuka hatinya dngan teman2nya karena kalau dilarang katanya dia akan frustasi,biarkan dia bergaul sesukanya diluar sana dimana kejahatan dan kebobrokan akhlak merajalela perzinahan,obat terlarang,..kalo kita larang anak akan frustasi,,asal tahu aja orang tua akan lebih frustasi melihat kehancuran anaknya penderitaan orang tua akan ditanggung dunia akhirat,terutama anak perempuan maaf aja ya sekarang bnyak orang tua mengalami anak gadisnya dilecehkan setelah itu dibunuh itu salah satunya karena pergaulan bebas,kalo sudah begitu siapa yg paling sakit hatinya tentu saja orang tuanya,kita yang hanya melihat di berita tv paling cuma akan prihatin sesaat setelah itu lupa,sedang orangtuanya akan menanggung kesedihan itu seumur hidup,,kadang orang tua keras itu demi menjaga kebaikan kita,siapa yg lebih menyayangi kita selain orang tua.

      Hapus
  15. Kwkwkwkwk... rata2 komennya kya gitu.. hati2 jgn langsung brpikir negativ gan..

    Saya juga sama suka diomeli, dari saya kecil sampai skrg diusia 27..

    Mmang kurang lebih dampak terhadap anak bisa seperti itu, seperti yg djelaskan dlm artikel diatas. Dgn kata lain.. itu dapat brpengaruh terhadap pmbentukan karakter anak baik ke org lain ataupun org tua itu sendiri
    ..

    Untungnya saya sudah dewasa jdi bisa mengerti..
    Knpa org tua sprti itu..
    Ga lain n ga bukan saya ykin itu semua tujuanny untuk kebaikan anaknya..

    Saya memaklumi.. karna org tua saya tidak tau apa yg dia perbuat akan seperti itu..

    Yah.. bisa dibilang klau tujuan mereka baik.. hnya carany salah..
    Kita sebagai anak.. bagi yg merasa cukup dewasa kita mklumi saja..

    Harapan: semoga teman2 tidak slah paham dengan tujuan org tua kita itu..
    Dan semoga.. untuk calon org tua masa depan krn sudah tau dari mmbaca artikel ini bisa mengaplikasikan terhadap anakny kelak.. cukup tegas tak perlu sering mmbentak.. :)

    BalasHapus
  16. Aku juga sering di marahi dan di smack down sm ortu ku akhirny setelah besar aku jd pribadi yg introvert,plegmatis,penakut,serta bakat ku yg di kekang tdk berkembang akhirny aku jd sampah masyarakat yg hina ... lebih baik aku mati saja karena tak ada lagi alasan utk hidup , aku sendirian !

    BalasHapus
    Balasan
    1. lo ga sendiri.. gue juga ngrasain sama persis kayo lo..

      Hapus
  17. Hallo...kl aku sih gak pernah diperlakukan sprt itu cuma aku tdk fuasuh oleh ortu ku...aku anak yg tdk diangap, aku kelaparan aku dihina org bahkan aku difitnah mencuri....setelah besar aku tdk pernah disayang yg disayang adik ku dan dia selalu dibangain...tp ketika mereka kepepet ekonomi selalu yg ditlp aku...awalnya aku membenci mereka tapi guru ngaji ku bilang aku hutang nyawa oleh ibu ku dan aku tdk bs memilih dr keluarga mana aku ingin dilahirkan...aku hny bs ikhlas diperlakukan tdk adil dr kecil sampai besar skr aku memilih hdp jauh dr keluarga ku menikah diam2 dan pny suami bahkan skr aku hamil...berapa kali aku mencoba utk ngasih kabar tapi yg kudapatkan hanya sakit hati jadi lebih baik menghilang saja mgkn itu lebih baik

    BalasHapus
  18. org tua saya slalu membandingkan drinya spt ap dia dulu...
    dan selalu menghitung brapa biaya hidup
    ku
    dan dia lebih memilih memelihara anjing ato kerbau dri pada saya...memang ucapan itu keluar ketika saya salah tp kata kata itu udh trlalu sakit
    saya bukanlah malaikat yg tak luput dri kesalahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  19. Saya ya g berumur 27 tahun masih suka d marahin Sama orang tua. Terkadang bingung .. apa yang saya lakukan salah.saya hanya ingin membuat diri saya bahagia sebentar seperti jala dengan temen tapi Mereka marah .jadi terkadang Serbs salah dengan hidup saya

    BalasHapus
  20. Suka bingung harus gmana lg. Mau ngapain aja jd takud krna g pernah ada yg benar dmta bapak q. Pdahal dr kecil smpe skarang q g pernah minta yg mcem2 . Kekurangan q juga cuma diem aja

    BalasHapus
  21. Sampai saat ini saya masih d perilakukan seperti itu
    Padahal saya sudah menginjak 28 tahun
    Karena umur saya telat 28 tahun kalau kena bentakan
    Hati seperti begetar... karena saya bukan anak 16 atau 17 taun
    Walaupun saya tidak tinggal Di Indonesia saya tinggal jauh dari Indonesia saya pikir mama saya bakal bisa membebaskan saya saya terkadang ingin Memi nya waktu untuk santai itu Saja tidak bisa
    Saya harus pulang jam 6 sore kalau tidak marah
    Pernah sewaktu2 jm 8 atau 9 malam saya masih d luar mama saya marah2 hingga mama saya bilang saya anak durhaka pembohong saya hanya butuh waktu sesat untie ketemu Sama tmn2 saya.pertemenan saya juga Di bataskan.terkadang saya berfikir lelah dengan hidup saga terlalu banyak Laramgan.karena saat ini saya belum menikah karena saya masih menyelesaikan kuliyah s2 saya

    BalasHapus
  22. Saya pun merasakan.. didikan bapak sendiri.. selalu keras terhadap saya, dari kelas 4 sd sampai sekarang umur 23 masih tetap.. bahkan yang menyakitkan adalah selalu membandingkan 2 kan dengan orang lain / adik sendiri, .. saya menjadi benci terhadap bapak sendiri,

    BalasHapus
  23. Saya juga demikian, kadang saya nyalahin Tuhan kenapa saya bisa dilahirkan dikeluarga demikian. Dari kecil saya sampai umur 24 tahun saya selalu dipukul, dicambuk,dijambak rambut saya, dimaki maki hingga ditendang orangtua saya sendiri. Dulu waktu kecil badan saya sering memar memar akibat dicambuk orangtua saya :( Ditambah lagi orangtua saya selalu pilih kasih dengan adik laki laki saya. Kalau saya ribut dengan adik saya, dan adik saya memaki saya, orangtua tidak pernah memarahinya. Sekarang saya tumbuh jadi pribadi yg keras, suka emosi, suka menyendiri dan suka melawan. Kalau bukan karena didikan orangtua saya yg salah, mungkin saya tidak tumbuh seperti ini.

    BalasHapus
  24. Saya umur 19 tahun , dari kecil sampai sekarang orang tua terutama ibu karena ayah kalau siang bekerja . masih sering ngebentak bahkan di hadapan orang banyak pun aku di jelek-jelekan dengan nada yang kasar . Aku berusaha agar setiap hari bisa baik seperti yang diinginkan . Jujur aku hanya melakukan apa yang dia suruh , dan aku lakukan setiap pagi rutin , biasa namanya juga perempuan aku juga sadar aku sebagai anak tunggal juga harus beri yang terbaik buat orang tua . Jika aku tidak mengerjakan satu saja ibuku marah . Jujur ketika aku di rumah aku takut mau ini itu . Keluar rumah pun jika aku ijin mau pergi kemana aku biasa bohong dan tatap saja di marahi (aku jujur pun mesti marah) . Jadi sebelum aku mau pergi kemana aku ijin jauh" hari . Sampai temen-temenku takut kalau main ke rumahku . Jujur aku kasian sama ibuk malah membuat aku jadi nakal . Dia tidak pernah mendukungku misal dalam sekolah , hobi , yang bukan bidang yg aku sukai malah disuruh . Ketika aku pergi pun aku merasa takut ketika berada diluar kepikiran ibu nanti pulangnya dimarahin nggak . Jujur aku pernah ada kepikiran bunuh diri tapi aku mikir lagi aku anak tunggal lalu yg ngurus orangtuaku kelak tua nanti siapa ? . Jujur aku inggin seperti teman"ku yang lain yang biasa bersendau gurau dengan ibunya yang bisa saling memeluk tanpa ada rasa canggung dan takut . Aku juga percaya ibu mendidikku begini mesti ada maksud lain yang baik .

    BalasHapus
  25. saya pernah mengalami serupa seperti itu. saya laki-laki. bapak saya orang cepat marah. ibu saya orang kalem. orang tua saya sering berdebat di kamarnya hal yang sepele. pas umur saya setahun, saya merasa rewel, menangis nggak berhenti, skrg umur saya sudah menginjak 22 tahun, saya masih takut kejadian serupa, bapak saya masih marah pada saya tanpa alasan sebab. ketika bapak saya marah, ya saya langsung ke masjid untuk menenangkan diri sendiri. saya ingin berhijrah. pesan moral dari saya, jangan lah berbuat orang tua kecewa, sayangi orang tua kalian, hargailah orang tua kalian masih hidup jangan seperti saya, saya hanya manusia luput dari dosa.

    BalasHapus
  26. Saya mengalami hal itu sungguh menyakitkan buat saya karna setelah saya dewasa kini bayangan masa lalu itu tidak pernah hilang sedikitpun.
    Imbasnya banyak yang saya rasakan. Saya selalu jaga jarak dengan laki" saya selalu menyamakan laki" seperti ayah sya.
    Saya bisa lembut dan menyeramkan hanya dalam hitungan detik emosi bisa berubah amarah yang tidak terkendali kemudian menyesalinya.
    Keluarga tidak lagi menjadi suatu hal tempat saya mencurahkn hati hanya akan membuat saya lebih terpuruk lg terkadang merasa ingin d mengerti namun tak satupun yang mengerti.
    Untuk semua orang tua sebaiknya berlemah lembutlah dengan anak karna masa kecil seorang anak yang menentukan bagaimana masa masa depannya.

    BalasHapus
  27. Ibuku slalu membandingiku dengan dia waktu kecil.ap yg ak kerjain dimatanya slalu salah,dia bilang "untuk ap ak punya anak perempuan" disitu saya merasa sedih.jika ibu tidak menginginkanku lahir kenapa ibu tidak membuangku saja.hanya ayah yg mengerti perasaanku,ayahlah yg slalu membelaku,dialah pahlawan bagiku.rasanya ak ingin kabur dari rumah dan hidup menyendiri.

    BalasHapus
  28. Benar banget nih..
    Bisa jadi, anak adalah cerminan atas kedua orang tuanya. Sebelum menjudge, cobalah koreksi ke dalam hati masing2 baik anak maupun ortu.

    Saya sendiri jika tidak bertemu dg calon suami saya, bisa strs gila.. trauma menjadi lesbian.. atau bahkan membunuh ayah saya jika saya sudah khilaf mata.
    Berbagai kekerasan sudah saya alami & cukup berakhir di saya jgn anak2 saya kelak, seperti: Gesper, Penggarisan sampai patah, Jambak rambut + tarik rambut dari ruang tengah ke dalam kamar ortu, Pelintir telinga, Tabok mulut + muka, Jedotin ke tembok, Tenggelemin kepala ke dalam bak mandi + kurung kamar mandi, Tendang, Sapu/sapu lidi, Kayu, bahkam sampai makian, ungkit2 biaya, kesalahan sekecil saja jadi omongan, Dibandingkan, Dikekang ke luar rumah, Sumpahan, dll, bahkan dg calon saya saja bermasalah karna fisik & harta.

    Saya umur 23thn.
    Untungnya saya sudah lulus jadi lebih enak waktunya tdk buru2 lagi, namun setiap mau wawancara kerja selalu kesandung harus turutin kerjaan rumah & usaha ortu jika tdk Perang Dunia ke-3 dg segala kebun binatang, cacian, hinaan, & sumapahan keluar dari mulut ayah saya dg tdk difilter terlebih dahulu.. apa yg sedang dia rasa, itulah yg langsung dikeluarkan.

    Saya hanya berharap tahun 2018 bulan Februari-Maret akan segera datang, saya & calon saya memutuskan untuk berumah tangga.
    Alhamdulillah saya mendapatkan calon suami lulusan pesantren SMP-SMA nya yg lebih paham agama, mau sama2 memulai dari nol.

    Semoga keputusan kami ini adalah hal yg terbaik yg kami ambil.
    Bismillah.

    Saya harap yg membaca tulisan saya bisa mengerti betapa pentingnya keharmonisan sebuah keluarga. Keharmonisa keluarga bisa datang jika 1 sama lainnya saling support, tdk ada kata Bos & Anak Buah, semua kedudukan manusia adalah sama, yg membedakannya adalah IMAN. Yg dibutuhkan adalah Komunikasi & Tegas.

    Terima kasih.
    Jika bapak melihat postingan ini, walau saya kesal.. darah bapak tetap mengalir di dalam tubuh saya, selama itu saya menyayangi bapak. Saya memang belum bisa membalas jasa orang tua seperti yg hari ini dikatakan bahwasannya saya adalah "Pengangguran", tapi saya sudah bernazar setelah nikah 2.5% penghasilan adalah zakat. Diantara itu ada hak bapak yg harus wajib saya keluarkan.
    Pak.. saya bingung kalau semua kerjaan dilarang2 atau dibatasi, karena itu bukan perusahaan milik bapak. Maka, saya putuskan untuk menikah dg calon yg saya pilih, saya menikah muda, agar bisa memulai jadi pengusaha muda dari nol & menjadi tauladan adik2 saya, saya mampu memutus mata rantai setan dg tdk bersikap kurang baik pada anak.

    Semoga kelak bapak diberi umur panjang & jangan kaget jika saya sudah merencanakannya sekarang menikah tahun depan.
    Tolong jangan sampai adik lelaki dewasa & paham.
    Hidayah bersamamu & adik perempuanku, Amien.

    BalasHapus
  29. Suka sedih kalau dimarahin sama orangtua, udah melakukan apa yg mereka perintahkan tetep aja di omelin sama di marahin.. keya raisa serba salah di mata orangtua.

    BalasHapus
  30. Saya minta doanya semua, semoga orang tua saya dua-duanya cepat mati, saya sudah gak tahan lagi dengan perlakuannya

    BalasHapus
  31. Saya minta doanya semua, semoga orang tua saya dua-duanya cepat mati, saya sudah gak tahan lagi dengan perlakuannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali TEGAS terhasap orang tua dan konsisten dengan menunjukkan sikap TIDAK SUKA diperlakukan demikian.

      Hapus
  32. tetapi saya masih saja kenak marah walaupun saya tidak salah,saya anak yang tidak diingikan saya,saya anak pemabawa sial,semua hal pasti ke saya saya yang di anggab paling bersalah di keluarga,padahal dalam hati kecil saya saya bukan orang yang seprti itu saya tidak tahan lagi😭

    BalasHapus
  33. Diomeli sudah menjadi rutinitas bagi saya dari masih kecil sampek usia 19 tahun seringkali dibentak dikekang sama orang tua perempuan😢 maka dari itu saya lebih dekat dengan mendiang ayah saya yg perlakuannya justru berbanding terbalik dengan sosok ibu yg cenderung tidak sabaran menghadapi saya😭😭 padahal wanita kan kodratnya adalah manusia yg lemah lembut😢 harapan saya untuk anak² yg pernah mendapatkan didikan kasar orang tua semoga tidak menerapkan didikan yg sama kepada anak² kita nantinya seperti halnya yg pernah dilakukan orang tua kita😊

    BalasHapus
  34. Saya juga sering diperlakukan seperti itu, semua yg sudah saya lakukan selalu salah dimata ibu saya. Saya sudah sering mendengar kata2 kasar yg keluar dari mulut ibu saya sendiri, kadang kita harus menahan sakit hatinya mendengar kata2 itu sendiri. Hingga saya tiba dititik tidak tahan lagi mendengar kata2 kasar dari ibu saya sendiri, dan saya berontak melawan nya malah saya dianggap anak durhaka. Seharusnya, kalau ingin menciptakan sikap anak yg baik dan sopan lingkungan itu sangat berpengaruh. Apalagi kata2 dari orang tua, menuntut anak sopan tetapi kata2 nya sendiri selalu kasar. Saya lelah seperti ini

    BalasHapus
  35. Saya juga sering diperlakukan seperti itu, semua yg sudah saya lakukan selalu salah dimata ibu saya. Saya sudah sering mendengar kata2 kasar yg keluar dari mulut ibu saya sendiri, kadang kita harus menahan sakit hatinya mendengar kata2 itu sendiri. Hingga saya tiba dititik tidak tahan lagi mendengar kata2 kasar dari ibu saya sendiri, dan saya berontak melawan nya malah saya dianggap anak durhaka. Seharusnya, kalau ingin menciptakan sikap anak yg baik dan sopan lingkungan itu sangat berpengaruh. Apalagi kata2 dari orang tua, menuntut anak sopan tetapi kata2 nya sendiri selalu kasar. Saya lelah seperti ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus Anda sudah bersikap tegas.
      Menurut saya walaupun ortu anggap kamu anak durhaka mulutnya, tapi hatinya juga ngeper juga sama kamu.

      SAYA TIDAK MUNAFIK dg menasehati SABAR...SABAR. SAMA SEKALI TIDAK.

      Tapi tetap ada nasehat yg berharga buay Suci Aulia dan semua anak2 korban kekerasan orangtua :
      JADI PRIBADI TEGAS. KONSISTEN. KENALI MANA YANG KALIAN SUKA DAN MANA YANG TIDAK KALIAN SUKA. DAN TUNJUKKAN ITU DENGAN TEGAS. SESEKALI ANCAM ORANG TUA DENGAN MAU MELAPORKAN KEPADA SIAPA YANG MENURUT KALIAN PIHAK YANG ORTU KALIAN RADA NGEPER. TAPI HARUS KONSISTEN SARI AWAL DAN JANGAN SALAH START !!!

      Nah dengan demikian kami berharap ortu kapian akam lebih mengHARGAI kalian.
      Baru DISITULAH kalian balas pengHARGAan dari mereka dengan LEBIH MengHORMATi LAGI mereka. ITU KRONOLOGI YANG MENURUT SAYA BENAR.

      Sekian dam trimakasih

      Hapus
  36. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  37. sama yg kayak saya alami sekrng :(

    BalasHapus
  38. saya mlakukan apa saja selalu salah di mata ortu saya :(

    BalasHapus
  39. Ini yang terjadi dengan saya. Saya mempunyai orang tua yang keras, egois dan protektif. Dampaknya di diri saya? Sama seperti penjelasan di atas. Tumbuh dewasa membuat saya menjadi anak yang pendiam dan introvert dan sensitif, susah mengekspresikan apa yang saya rasakan. Saya masih ingat sewaktu saya SD, teman-teman saya bercerita bagaimana mereka selalu curhat dengan orang tua mereka, menceritakan kepada orang tua mereka apa yang mereka alami di sekolah. Itu membuat saya ingin melakukan hal tersebut kepada orang tua saya, terutama ibu saya (orang tua saya bercerai dan sekarang tinggal bersama ibu saya). Beberapa hari kemudian di jam pulang saya melihat seorang anak jatuh di halaman depan sekolah dan karena saya ingat dengan cerita teman saya, saya memutuskan ingin mencerita kejadian yang saya lihat ke ibu saya. Malam harinya, saya menceritakan semuanya ke ibu saya. Alih-alih mendapatkan senyuman, saya malah dimarahi. Semenjak itu saya tidak pernah curhat atau cerita apapun ke orang tua saya, mereka pun juga tidak pernah menanyakan, mereka tidak peduli. Saya pun juga tidak berani mengatakan keinginan saya ke orang tua saya. Saya juga bersyukur orang tua saya bercerai. Ayah saya yang sukanya membentak dan memarahiku dan ibu saya yang juga suka membentak, memarahi dan sedikit abuser (pernah memukul saya dan membuat bibir saya berdarah). Mereka sama sekali tidak cocok dan serasi tapi dengan orang tua saya bercerai dan asuh jatuh ke tangan ibu saya membuat sifat ayah saya melembut karena sudah tidak bisa bertemu saya setiap hari. Tapi itu tidak mengubah sifat saya yang sekarang karena masih ada ibu saya.

    BalasHapus
  40. Saya jugak sering di pukulin sama ortu saya,bukan hanya di pukulin tapi jugak sukak membandingkan saya dengan kakak saya , dan jugak ortu saya sering sekali memaksakan apa yang di luar kemampuan saya , dan yang lebih menjengkelkannya lagi kalok misalnya ortu saya naruh gelas di lantaj dan dia yang numpahin airnya pasti saya yang disalahkannya sehingga saya dipukulin,diludahin sampai kadang" bibir dan hidung saya berdarah,dan juga ortu saya sering menceritakan aib saya ke tetangga saya,saya sih kalau yang diceritakan bener" kelakuan saya,saya terima tapi ini aib saya ada yg ditambah" in lah jadikn saya sebel, nah karena saya sudah terkenal di lingkungan saya kalau saya itu buruk disitu saya berfikir kenapa gak jadi buruk sekalian aja ,toh saya sudah terkenal buruk jugak,tetapi saya sekarang telah menemukan sahabat" yang membuat saya bahagia,jadi untungnya saya gak jadi menjadi anak berandal, tetapi saya kalau dirumah lebih banyak diam dan kalo saya dimarahin saya melawan jadi semenjak itu ortu saya gak pernah mukul lagi tapi masih marah" gak jelas dan itu membuat saya depresi

    BalasHapus
  41. Apa layak ya, saya baru berumur 5-8 tahun udah harus menerima didikan fisik. Pukulan, tamparan. Saya jadi sedih kalo keinget masa itu. Saya benar"sedih😞😢

    BalasHapus
  42. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  43. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  44. Bener banget , saya setuju klo kekerasan terhadap anak akan berdampak buruk pada masa depan anak..
    saya lihat komentar orang dalam blog ini berbeda-beda, ada yang berkomentar positif dan negatif. setiap anak di lahirkan dengan mental yang berbeda-beda. saya lihat dalam komentar ada yang bilang "dulu saya juga begitu di didik keras sama ortu saya tetapi setelah saya dewasa saya akhirnya mengerti kenapa ortu saya mendidik keras saya ,, pada dasarnya ortu saya hanya ingin yang terbaik untuk saya"... ini adalah agapan yang salah menurut saya dan benar menurut anda. saat ini saya sudah dewasa umur saya 22th dan saya sama sekali tidak mengerti kenapa saya di didik sekeras itu sama ortu saya. saya tidak menemukan titik kebenaran dan hasil yang baik atas didikan ortu saya..

    oke saya akan bercerita tentang masa kecil saya kepada kalian, sekalian menuangkan unek2 hati saya yang ga pernah saya ceritakan kepada siapun ke komentar blog ini..
    saya anak pertama dari 4 saudara kandung saya. saya punya 2 kakak laki" tetapi beda ayah. bagi setiap orang kenangan masa kecil adalah kenangan yang berarti. ada yang masa kecilnya punya sahabat masa kecil, bermain dari pagi sampai sore, pergi jalan-jalan bersama ortu ke pasar malam, dan lain sebagainya.. tetapi tidak dengan saya , masa kecil saya adalah kenangan yang sangat mengerikan. saya di penjara dalam rumah , tidak boleh keluar rumah, dan saya di suruh melakukan pekerjaan rumah tangga oleh ortu saya. saya sering di marahi , di hajar , di bentak-bentak , di katain ASU BAJINGAN SETAN SUNDEL DAN KATA-KATA LAINNYA YANG TIDAK LAYAK DI UCAPKAN TERHADAP ANAK KECIL. saya pernah di hajar menggunakan punggung parang sama kakek saya, pernah di tenggelamkan ke dalam bak mandi, di pukulin layaknya binatang.. saya di kurung di dalam rumah di larang bermain sehingga saya sejak kecil tidak mengenal orang lain. saya tidak di ajarkan agama oleh orang tua saya sehingga saya tidak tau iman itu apa.. perlakuan fisik tersebut berlanjut sampai saya kelas 6. dari kelas 1 smp sampai lulus sma saya udah ga mendapat kekerasan fisik tetapi bentak-bentak teriakan-teriakan ortu saya masih berlanjut dan itu sangat menekan batin saya..

    BalasHapus
  45. Dampak yang terjadi kepada saya akibat kekerasan ortu saya..
    saya tumbuh dengan rasa dendam , emosi , amarah yang bertubi-tubi kepada ortu saya. sering di penjara didalam rumah membuat saya tidak bisa bersosialisasi tidak mengenal tetangga tidak mengenal lingkungan sekitar sampai saat ini. dampak di sekolah,, karena saya sering di kurung saya tidak punya pengalaman untuk berbagai kisah kehidupan keseharian saya kepada teman" saya. akibatnya saya jadi seorang pendiam dan jarang berkomunikasi , saya di jauhi teman" saya. PERCAYA ATAU TIDAK SEJAK SAYA KELAS 1 SD SAMPAI DENGAN SAYA LULUS SMA. SAYA TIDAK PERNAH MEMILIKI TEMAN...
    Dampak PSIKOLOGIS yang saya alamai sampai saat ini RABU 28 N0VEMBER 2018. SAYA TIDAK BISA BESOSIALISASI TIDAK BISA BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK, ketika saya bertemu orang dan orang tersebut mengajak berbicara saya.. saya hanya bisa menjawab singkat, intinya saya tidak bisa berkomunikasi. hal ini berdampak saat saya bekerja. saya hanya bertahan 1 minggu dalam setiap pekerjaan yang saya lamar. di karenakan saya paling pendiam di dalam tempat kerja saya. saya di jauhi dan tidak di pedulikan dan akhirnya saya tidak kuat saya keluar..
    saya orang miskin saya ga punya uang untuk ke dokter psikologis dan ortu saya sampai saat ini tidak tau masalah yang saya alami ini. karena ortu saya tidak mau tau masalah yang saya hadapi.


    DAMPAK KEKERASAN TERHADAP ANAK YANG SAYA ALAMI.
    DI UMUR 22 TH SAYA MENDERITA GANGGUAN PSIKOLOGIS.
    TIDAK BISA BERSOSIALISASI.
    TIDAK BISA BERKOMUNIKASI DENGAN LANCAR.
    TIDAK BERKEMBANGNYA PERASAAN EMOSI DALAM MENYIKAPI SUATU KEADAAN.
    TIDAK PERDULI DENGAN LINGKUNGAN, KELUARGA, ORANG LAIN.
    TIDAK MEMPUNYAI TEMAN SAMA SEKALI.
    TIDAK MEMPUNYAI PEKERJAAN.
    MENGALAMI DEPRESI BERAT .
    SERING PUTUS ASA DAN MENCOBA UNTUK BUNUH DIRI..

    PESAN SAYA TERHADAP ORTU YANG MEMBACA KOMENTAR SAYA . DIDIKLAH ANAK ANDA DENGAN KETEGASAN BUKAN DENGAN KEKERASAN..
    PERCAYALAH SENDIRI ITU MENYAKITKAN DAN ITU YANG SAYA ALAMI SAMPAI SAAT INI RABU 28 NOVEMBER 2018..

    BalasHapus
  46. Jadi baper sendiri bacanya hehehe... Terlepas dari kerasnya, atau galaknya orang tua. Yang musti gw inget yaitu bersyukur kepada Tuhan, gw udah lahir di dunia ini dan bisa stand up untuk memperjuangkan orang-orang yang gw sayang di sekitar gw.. semangat!

    oh ya satu lagi, ga gampang juga loh jadi orang tua hehehehe

    Ngomongin tentang gimana jadi orang tua yang baik buat anak emang ga ada abisnya hahahhaa..
    Orang tua yang baik harus bisa memfasilitasi anak dengan pendidikan yang baik agar masa depannya cerah, ga kaya kita (barangkali, atau cuma gw doang?) kalo udah sampe mikirin biaya pendidikan, pusiiiiiiing
    Sharing aja, gw juga buat perencanaan biaya pendidikan, kali aja bisa jadi acuan teman2 semua!
    cara mempersiapkan biaya pendidikan anak

    BalasHapus
  47. Ternyata banyak yang senasib dengan diriku :-(

    BalasHapus
  48. Saya sudah berusia 30tahun ,sampe hari ini masih teringat masa kecil yg sangat menyedihkan,jika banyak org ingin kembali kemasa kecil,saya gk mau kembali kemasa itu saya mulai dari 3-18tahun hidup dalam kekerasan,mungkin ini yg buat skrg saya jdi org yg egois dan selalu takut dengar suara tinggi

    BalasHapus
  49. Sama gua dari kecil memang dibentak bentak dijambak dipukul pake sapu di tendang
    Apa aja yang ku lakuin salahhh teruuss
    Padahal udah coba buat bener masih aja di salahin
    Mau jadi youtubers di remehin malah di suruh kerja
    Padahal masih 15 thn kan masih umur nya sekolahh

    BalasHapus
  50. Aku juga mengalaminya selalu di bentak di marahi apapun yg aku lakukan selalu salah, beda dengan adekku yg sllu dimanja.... Dan saat ini ketika orang tua saya sakit sya tidak peduli dengan mrka,,

    BalasHapus
  51. Sama,17th aku selalu dibilang muka jelek, badan kurus,gk layak lah kalau mau jdi ini,jdi itu dan itu buat aku gk PD untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial.selalu main fisik.and parahnya mamaku gk suka klo aku ibadah & itu tuh udah diluar batas bnget.hasilnya aku jdi anak keras kepala,pendiam,and yeah..poker face. Dikekang gk boleh keluar, nnton tv, hp, laptop, musik, nggambar, tapi sabar aja

    BalasHapus
  52. Thanks for you article min, ini bermanfaat banget 👍

    BalasHapus
  53. Wah ternyata masih banyak orang yang senasib dengan saya (':
    Dari kecil ketika saya melakukan kesalahan ibu saya sudah terbiasa memarahi, memlermalukan depan umum, menendang, memukul, menonjok, bahkan menginjak kepala saya ketika ia emosi. Bahkan ketika saya tumbuh besar, perlakuan itu masih tetap saya dapatkan. Hingga akhirnya,saya merasakan dampak dari itu semua ketika saya masuk ke dunia organisasi, memang saya orangnya bisa dibilang hiperaktif dan daripada saya memilih untuk diam dan terus bersedih saya memutuskan untuk mengikuti beberapa organisasi, tetapi ternyata, justru saat saya mengikuti beberapa organisasi, saya menjadi orang yang introvert, individualisme, kurang tegas, dan susah mengambil keputusan, dan saya baru sadar kalau itu semua dampak dari terganggunya psikis saya akibat orang tua yang keras, bukan tegas (': Bahkan saya bersumpah, ketika saya punya anak kelak, saya akan mendidik anak saya dengan tegas bukan keras, akan saya ajarkan tentang problem solving dll. Supaya ketika ia besar nasibnya tidak sama seperti saya (':

    BalasHapus
  54. Ternyata banyak jga yg ngalamin ..
    Kirain cmn saya...
    bapak saya terlalu kasar sering marah bahkan masalah kecilpun dan dampaknya sama seperti di atas 😭😭

    BalasHapus
  55. Kok komentar nya menyalahkan orang tua semua. Hehehe

    BalasHapus
  56. Orang tua mendidik benar tapi denagn cara penyampaiannya saja yang beda ��

    BalasHapus
  57. Woy
    Aku yg sudah berumur 40 tahun ini masih suka dibully san diperlakukan semena2. Tau gak dari siapa ? Dari orang tua ? TIDAK.

    Tapi dari kk saya yg kalau saya bikin salah atau orang lain bikin salah....wiiiih menghakiminnya paling JAGOAN TENGIK kayak dirinya usah kebeneran aja.

    Gw bener2 diPERLAKUKAN TIDAK MENYENANGKAN. Untung bukan dari orang tua. Kalau dari orang tua mau melawan itu Dosa.

    Kalau melawan kakak bagaimana ? Dosa ga ?
    Saya pria 40 tahun dan si resek itu pria juga 52 tahun.

    Bukan saya sombong, di mana2 orang lumayan respek saya dan saya juga respek sama mereka. Tapi di keluarga saya dibuli apalagi kalau bikin salah...uhhh diBENTAK kayak pesakitan sama abang saya.

    Apakah kalau agan2 yg lelaki seandainya mengalami seperti saya, akan melawan atau diam saja ? Saya rasanya kau ajak duel san mau belajar beladiri dikit2 buat berantem fisik dg my brother itu.

    Sorry curhat nya rada di luar jalur. Bukan mengenai ortu tapi mengenai brother. Emang dia kayak anak kecil juga dan pria yg tidak dewasa sekali.

    Bahasa Amerikano-nya....hehehe
    ABUSIVE booo.

    Terimakasih.

    BalasHapus
  58. Maaf ada beberapa salah cetak. MUdah2an mengerti maksud cerita ku di atas.
    1x lagi Tengkiu

    BalasHapus
  59. Bagi aku. Ibu adalah sosok yang gagal dalam mendidik anak. Kenapa? Karna dia selalu memukulmu, meludahi ku, mengolok-olok aku di depan umum. Kesalahan yang tidak pernah saya pikirkan walaupun kekecil apapun itu akan menjadi besar. Bahkan aku pernah di siram air panas, di slomot gosokan. Dia selalu bilang aku tukang ngelawan padahal kalo dia ngomel aku diem aja di kamar sambil dalam hati mau bunuh diri

    BalasHapus
  60. Ternyata teman saya banyak banget ya disini? heheh

    Semoga kita semua bisa sembuh dari penyakit yang sedang kita idap sampe sekarang 🙏

    Semangaaat!

    BalasHapus
  61. RMAINAN ONLINE TERBESAR DI INDONESIA

    Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia ^^
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat :)
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino

    Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang asli ^^
    * Minimal Deposit : 20.000
    * Minimal Withdraw : 20.000
    * Deposit dan Withdraw 24 jam Non stop ( Kecuali Bank offline / gangguan )
    * Bonus REFFERAL 15 % Seumur hidup tanpa syarat
    * Bonus ROLLINGAN 0.3 % Dibagikan 5 hari 1 kali
    * Proses Deposit & Withdraw PALING CEPAT
    * Sistem keamanan Terbaru & Terjamin
    * Poker Online Terpercaya
    * Live chat yang Responsive
    * Support lebih banyak bank LOKAL


    Contact Us

    Website : SahabatQQ
    WA 1 : +85515769793
    WA 2 : +855972076840
    LINE : SAHABATQQ
    FACEBOOK : SahabatQQ Reborn
    TWITTER : SahabatQQ
    Blog : Artikel SahabatQQ
    Daftar SahabatQQ

    BalasHapus
  62. saya sangat dibantu dengan penjelasan ini,karna waktu kecil saya juga termaksuk anak yang didik keras sama orang tua.sekarang saya sedang merasakan dampak dari didikan orang tua saya,mungkin selajutnya ada lagi meteri penjelesan mengenai ini yang juga menyentuh dan bisa saya pelajari untuk perubahan dalam diri saya kedepan, TRIMAKASIH SEBELUMNYA...

    BalasHapus
  63. saya sering dipukul dan saya merasa saya ga disayang sama orang tua saya

    BalasHapus