Selasa, 25 Februari 2014

ALERGI DAN SHOCK ANAFILAKSIS

Apa itu alergi?

Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE.
Alergi ini biasanya disebabkan karena kekebalan tubuh/ daya tahan tubuh  seseorang yang lemah atau bisa juga disebabkan oleh faktor keturunan. Jika kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi maka sang anak akan 70% kemungkinn terkena alergi. Sementara jika hanya salah satu dari orangtuanya yang memiliki riwayat alergi, maka sang anak 30% kemungkinannya untuk memiliki alergi. Alergen yang dimiliki oleh seorang anak tidak tentu selalu sama dengan orangtuanya. Bisa saja lebih banyak ataupun lebih sedikit. Pada kasus yang saya alami contohnya, ayah saya memiliki riwayat alergi, tapi alergennya hanya 1, sementara saya memiliki 16 alergen.
Reaksi umum yang timbul dari alergi biasanya adalah gatal-gatal pada kulit. Awalnya kulit akan terasa panas dan berubah warna menjadi kemerahan, setelah itu akan terasa gatal. Pada kasus beberapa orang (termasuk yang telah saya alami) setelah kulit berubah warna menjadi kemerahan, akan mulai muncul bentol-bentol di kulit, baik dari yang berukuran kecil sampai bentol-bentol yang berukuran besar(seperti terkena ulat bulu atau bisa lebih parah lagi), bentol-bentol bisa timbul di permukaan kulit yang terbuka, yang tertutup, di wajah, di punggung, di kulit kepala bahkan di telapak tangan. Reaksi dari alergi ini tidak selalu hanya pada kulit tetapi di bagian tubuh yang lain pun bisa timbul. Seperti di bagian mata. Terkadang, mula-mula mata akan terasa buram, kemudian mata akan terasa panas dan akhirnya terasa gatal.

 
Reaksi yang termasuk kedalam kategori  ‘parah’atau berbahaya tinggi adalah reaksi pembengkakan karena alergi yang terjadi pada organ tubuh bagian dalam. Reaksi ini biasa disebut dengan “Shock Anafilaksis”. Anafilaksis merupakan suatu reaksi alergi berat yang terjadi tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.  S.Anafilaksis ini biasanya diawali oleh beberapa gejala diantaranya adalah ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dan tekanan darah rendah. Umumnya, shock ini disebabkan oleh gigitan serangga, makanan maupun obat.
Anafilaksis terjadi karena adanya pelepasan protein oleh sel darah putih tertentu. Protein ini merupakan senyawa penyebab reaksi alergi ataupun reaksi yang lebih berat. Pelepasan protein ini dapat disebabkan oleh reaksi sistem imun ataupun oleh sebab lain yang tidak berkaitan dengan sistem imun. Anafilaksis didiagnosis berdasarkan gejala dan tanda pada seseorang. Tata laksana awal adalah suntikan epinefrin yang kadang dikombinasikan dengan obat lain.
Anafilaksis akan memberikan berbagai gejala yang berbeda dalam hitungan menit atau detik. Gejala ini akan muncul dalam waktu 5-30 menit jika disebabkan oleh suatu zat yang masuk kedalam aliran darah. Daerah yang umumnya terkena efek adalah: kulit ,paru-paru dan saluran napas, saluran cerna, jantung dan pembuluh darah, dan sistem saraf pusat. Biasanya sistem yang akan ikut terlibat adalah sebanyak dua sistem atau lebih.
Gejala yng biasanya terjadi adalah adanya tonjolan di kulit (kaligata), gatal-gatal, wajah dan kulit kemerahan (flushing), atau bibir yang membengkak.Bila mengalami pembengkakan di bawah kulit (angioedema), pasien tidak merasa gatal tetapi kulitnya terasa seperti terbakar. Pembengkakan lidah atau tenggorokan juga dapat terjadi.Gejala lain adalah hidung berair dan pembengkakan membran mukosa pada mata dan kelopak mata (konjungtiva).Kulit mungkin juga kebiruan (sianosis) akibat kekurangan oksigen.
Gejala yang biasanya terjadi pada organ pernafasan adalah terasa sesak. Kemudian akan terjadi perubahan suara, menjdi lebih tinggi (mengi) ataupun lebih rendah. Hal ini disebabkan karena penyempitan saluran napas. Suara serak, nyeri saat menelan, atau batuk juga dapat terjadi.
Gejala yang terjaid pada jantung biasanya adalah  pembuluh darah jantung yang berkontraksi secara tiba-tiba (spasme arteri koroner) karena adanya pelepasan histamin oleh sel tertentu di jantung. Keadaan ini mengganggu aliran darah ke jantung, dan dapat menyebabkan kematian sel jantung (infark miokardium), atau jantung berdetak terlalu lambat atau terlalu cepat (distrimia jantung), atau bahkan jantung dapat berhenti berdetak sama sekali (henti jantung). Kemudian tekanan darah pun dapat merendah yang diakibatkan oleh  melebarnya pembuluh darah (syok distributif).
Gejala pada perut dan usus dapat berupa nyeri kejang abdomen, diare, dan muntah-muntah. Melebarnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sakit kepala.Penderita juga bisa menjadi cemas atau merasa seperti akan mati.
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi dengan tiba-tiba dan memengaruhi banyak sistem tubuh. Hal ini disebabkan oleh pelepasan mediator inflamasi dan sitokinesis dari sel mast dan basofil. Pelepasan ini biasanya merupakan suatu reaksi sistem imun, tetapi dapat juga disebabkan kerusakan pada sel-sel ini yang tidak berkaitan dengan reaksi imun.
Ketika anafilaksis tidak disebabkan oleh respons imun, imunoglobulin E(IgE) berikatan dengan materi asing yang menyebabkan reaksi alergi (antigen). Ketika anafilkasis tidak disebabkan oleh respons imun, reaksi ini disebabkan oleh adanya faktor yang secara langsung merusak sel mast dan basofil, sehingga keduanya melepaskan histamin dan senyawa lain yang biasanya berkaitan dengan reaksi alergi (degranulasi).
1.    Gejala pada kulit atau jaringan mukosa bersamaan dengan sesak napas atau tekanan darah rendah
2.    Terjadinya dua atau lebih gejala berikut ini:-
a. Gejala pada kulit atau mukosa
b. Sesak napas
c. Tekanan darah rendah
d. Gejala saluran cerna
3.    Tekanan darah rendah setelah terpapar alergen tersebut

Untuk mengetahui apa saja alergen yang dimiliki oleh seseorang, sebaiknya  segera dilakukan tes. Biasanya berupa tes IgE, Prick Test. Setelah ditest, maka penyebab dari alergi (alergen) yang dimiliki oleh seseorang akan diketahui dengan jelas. Tidak menutup kemungkinan jika alergen akan bertambah maupun berkurang. Alergi ini sulit dihilangkan. Jika meminum obat saat alergi, sebenarnya hal ini bukanlah untuk menghilangkn alergi, melainkan hanya untuk meringankan reaksi alergi. Bahkan, jika kita terlalu seringg mengonsumsi obat alergi akan berdampak buruk bagi tubuh kita. Seperti melemahnya sistem imunitas tubuh dan juga gangguan pada lambung jika kita kurang mengonsumsi air putih. Cara untuk menjegah shock ini terjadi adalah dengan menghindari alergen (pemicu alergi).
Jika telah terjadi, segera minum obat yang biasa dikonsumsi untuk mengurangi reaksi alergi, kemudian cepat pergi ke rumah sakit terdekat (ke UGD) untuk ditangani lebih lanjut. Biasanya akan disuntikkan antihistamin atau suntikan epinefrin yang bisa saja dikombinasikan dengan obat lainnya untuk mengurangi reaksi shock anafilaksis. Segeralah lakukan penanganan tersebut apabila shock terjadi, karena jika penanganannya terlambat dapat timbul reaksi yang parah di tubuh dan tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan kematian.


0 komentar:

Posting Komentar